Sabtu, 17 Desember 2011

BAB 2: PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI


KOPERASI, GOTONG ROYONG, DAN TOLONG MENOLONG

Ø     KOPERASI

Mengandung makna “kerja sama”, ada juga yang mengartikan ‘menolong satu sama lain’. Arti kerjasama bisa berbeda-beda tergantung dari cabang ilmunya. Koperasi berkaitan dengan fungsi-fungsi:
·        Fungsi sosial
·        Fungsi ekonomi
·        Fungsi politik
·        Fungsi etika

Ø     GOTONG ROYONG
Menurut Mubyarto, gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Ø     TOLONG MENOLONG
Menurut Mubyarto, tolong menolong atau bantu membantu menunjukkan pada pencapaian tujuan perorangan. Gotong royong dan tolong menolong lebih bertujuan sosial, bukan bertujuan ekonomi. Koperasi mempunyai tujuan ekonomi yang lebih konkrit.

A.    DEFINISI ILO (INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION)

Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen yang dikandung dalam koperasi, yaitu:
1.     Koperasi adalah perkumpulan orang-orang
2.     Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan
3.     Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai
4.     Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis
5.     Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan
6.     Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

B.     Definisi Arifinal Chaniago (1984)

Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

C.     Definisi P.J.V. Dooren

There is no single definition (for cooperative) which is generally accepted, but the common principle is that cooperative union is an association of member, either personal corporate, which have voluntarily come together in pursuit of a common economic objective.

D.    Definisi Hatta (Bapak Koperasi Indonesia)

Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan  “seorang buat semua dan semua buat seorang”.

E.     Definisi Mungkner

Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan ‘urusniaga’ secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung  gotong royong.

F.     Definisi UU No. 25/1992

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar  atas  azas  kekluargaan.


5 UNSUR KOPERASI INDONESIA

o   Koperasi adalah badan usaha (business enterprise)
o   Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum koperasi
o   Koperasi Indonesia koperasi yang bekerja berdasarkan “prinsip-prinsip koperasi”
o   Koperasi Indonesia adalah “Gerakan Ekonomi Rakyat”
o   Koperasi Indonesia “berazaskan kekeluargaan”

TUJUAN KOPERASI
-Sesuai UU No. 25/1992 Pasal 3
     Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

-UU No. 25/1992 Pasal 4 Fungsi Koperasi
-       Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
-        Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
-      Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan  perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
-       Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
PRINSIP-PRINSIP KOPERASI

1.     PRINSIP MUNKNER
2.     PRINSIP ROCHDALE
3.     PRINSIP RAIFFEISEN
4.     PRINSIP HERMAN SCHULZE
5.     PRINSIP ICA (International Cooperative Alliance)
6.     PRINSIP Koperasi Indonesia versi UU No. 12 tahun 1967
7.     PRINSIP Koperasi indonesia versi UU No. 25/1992

PRINSIP-PRINSIP MUNKNER

Ø - Keanggotaan bersifat sukarela
Ø - Keanggotaan terbuka
Ø - Pengembangan anggota
Ø - Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
Ø - Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara demokratis
Ø - Koperasi sebagai kumpulan orang-orang
Ø - Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak dibagi
Ø - Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
Ø - Perkumpulan dengan sukarela
Ø - Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
Ø - Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi
Ø - Pendidikan anggota

PRINSIP ROCHDALE

Ø - Pengawasan secara demokratis
Ø - Keanggotaan yang terbuka
Ø - Bunga atas modal dibatasi
Ø- Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing anggota
Ø - Penjualan sepenuhnya dengan tunai
Ø - Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
Ø - Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip anggota
Ø - Netral terhadap politik dan agama

PRINSIP RAIFFEISEN

Ø = Swadaya
Ø = Daerah kerja terbatas
Ø = SHU untuk cadangan
Ø = Tanggung jawab anggota tidak terbatas
Ø = Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
Ø = Usaha hanya kepada anggota
Ø = Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang

PRINSIP HERMAN SCHULZE

Ø = Swadaya
Ø = Daerah kerja tak terbatas
Ø = SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
Ø = Tanggung jawab anggota terbatas
Ø = Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
Ø = Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota

PRINSIP/SENDI KOPERASI MENURUT UU NO. 12/1967

Ø + Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap Warga Negara Indonesia
Ø+ Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pemimpin demokrasi dalam koperasi
Ø + Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota
Ø + Adanya pembatasan bungan atas modal
Ø + Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
Ø + Usaha dan ketatalaksanaannya berifat terbuka
Ø + Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri

PRINSIP ICA

Ø > Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-buat
Ø > Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu suara
Ø > Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
Ø > SHU dibagi 3: cadangan, masyarakat, keanggotaan sesuai dengan jasa masing-masing
Ø > Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus
Ø> Gerakan koperasi harus melaksanakan kerjasama yang erat, baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional

PRINSIP KOPERASI UU NO. 25/1992

Ø > Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Ø > Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
Ø > Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
Ø > Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Ø > Kemandirian
Ø > Pendidikan perkoperasian 
    > Kerjasama antar koperasi

BAB 1: SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI

A. SEJARAH LAHIRNYA KOPERASI

     Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di Inggris, yaitu di Kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
     Perkembangan koperasi di Rochdale sangat memengaruhi perkembangan gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kopenhagen, Hamburg, dan lain-lain.