Net ekspor telah menjadi sumber yang krusial terhadap permintaan final sepanjang tahun ini hingga semester pertama, akibat pemacu pertumbuhan tradisional Indonesia, yakni konsumsi swasta dan investasi telah gagal menjaga laju pertumbuhan sebelum krisis.
Meski demikian dinamika penguatan ekspor serta permintaan domestik yang relative solid masih berhasil menjaga laju pertumbuhan GDP Riil Indonesia di zona nyaman kisaran 6 – 7%, namun masih tergantung pada permintaan eksternal, selain rentant juga pada pelambatan pertumbuhan global.
Pemerintah memiliki proyeksi yang mengindikasikan bahwa investasi infrastruktur harus mendekati 7% dari GDP per tahun supaya bisa meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi seperti China maupun India di level 7 – 9%. Setelah sempat anjlok ke 7.1% YoY di Q3 dari sebelumnya 9.4% YoY di Q2, dapat diekspektasikan pertumbuhan investasi masih melambat lagi, mendekati level proyeksi terbatah untuk pertumbuhan investasi pada laju 6 – 7% tahun depan.
Untungnya masih ada katalis positif dari sisi demografis Indonesia yang cukup strategis menjadikan pertumbuhan jangka panjang masih berpotensi positif. Faktor ini seharusnya masih dapat menjaga kesinambungan pertumbuhan ivnestasi diatas 6% hingga tahun depan.
Maka dapat disimpulkan prospek ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih positif dimana hal ini akan berimbas pada apresiasi pasar aset Indonesia seperti saham dan mata uang.
Sumber:
http://www.monexnews.com/market-outlook/outlook-ekonomi-indonesia-lebih-cerah-di-2012.htm
diambil pada hari Selasa, 3 Januari 2012 pukul 05.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar