Selasa, 03 Januari 2012

Produksi Minyak RI Makin Anjlok

Sepanjang 2011 rata-rata produksi minyak Indonesia mencapai 898 ribu barel per hari. Angka ini jauh dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 945 ribu barel per hari.

Demikian data yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/1/2012).

"Lifting kita meleset yang ditetapkan dalam APBN-P 2011 945 ribu barel per hari, kenyataannya 898 ribu barel per hari. Sebetulnya kalau produksinya 905 ribu barel per hari tapi kalau diukur dari lifting 900 ribu barel per hari dan itu adalah sesuatu yang menjadi catatan kita," jelas Hatta.


Selain soal lifting atau produksi ini, Hatta juga mengatakan realisasi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) rata-rata sepanjang 2011 mencapai US$ 111,5 per barel, ini di atas asumsi perhitungan pemerintah sebesar US$ 95 per barel. Tingginya harga minyak ini membuat subsidi BBM pemerintah membengkak dari sasaran.

"Yang memang mendapat perhatian kita harga minyak, yang semula di dalam APBN-P kita tetapkan US$ 95 realisasnya US$ 111,5. Dengan demikian ternyata akan menjadi suatu over run di dalam subsidi kita karena meningkatnya ICP yang ditetapkan sebelumnya," jelas Hatta.

Sebelumnya Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan pada 16 Desember 2011 angka produksi minyak Indonesia rata-rata mencapai 903 ribu barel per hari. Priyono mengatakan cukup puas dengan penerimaan migas tahun ini yang melampaui target pemerintah, meskipun diakui produksi minyak menurun.

Menurut Priyono sepanjang tahun ini, industri hulu migas di Indonesia bakal menyetor US$ 34,4 miliar ke kas negara. Jumlah ini di atas target yang ditetapkan pemerintah sebesar US$ 32 miliar di tahun ini.

"Kami sudah kasih masukan kepada menteri dan Wapres, cobalah kedepan jangan bergantung kepada asumsi tapi tolong penerimaan negara jangan terlalu dikaitkan dengan lifting (produksi) minyak tapi tentukan saja sumbangan dari industri migas berapa kita akan usahakan karena ada bagian dari industri migas yang bisa dikendalikan oleh pemerintah yaitu suplai gas untuk domestik," kata Priyono.




SUMBER: Detik Finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar